Senin, 26 Januari 2009

Amazing Grace

Suatu kali aku mendapat email berantai dari seorang teman. Email tersebut sudah cukup lama aku acuhkan, karena memang aku tidak begitu punya banyak waktu untuk membaca email berantai. Pada suatu hari yang santai aku membuka-buka kembali email-email berantai yang aku terima, dan terhenti pada satu email yang judulnya Amazing Grace.

Email ini mengisahkan tentang bagaimana lagu Amazing Grace diciptakan. Kisahnya sangat menjamah hatiku dan membuat airmataku pelan-pelan menetes dan ingat kembali betapa besar kasih dan kemurahan Tuhan dalam hidupku. Oleh karena itu aku ingin membagikan kisah tersebut buat semua saudara-saudaraku dan teman-temanku yang membaca blog ini.

====================================================================================

John Newton, lahir di London, anak seorang kapten kapal yang sangat dihormati, pada awalnya mendedikasikan diri kepada pelayanan Kristen, akibat ibunya yang sangat taat. Pelatihan keagamaannya bermula pada masa kecil dan ketika dia berusia 4 tahun, dia dapat dengan lancar menghafalkan bait-bait dari Katekismus Wesminster dan lagu-lagu pujian karangan Isaac Watts. Ketika berusia 11 tahun, dia berlayar ke Mediterania bersama ayahnya. Tetapi, pada usia 17 tahun, dia meninggalkan semua atribut keagamaannya dan beralih pada penyembahan kepada iblis, hanya karena kekasihnya Mary Catlett, yang dicintainya sejah tahun 1742. Mary Catlett yang menyinarkan sedikit cahaya kemanusiaan dalam hati John akhirnya dinikahinya pada tahun 1750.

John meninggalkan kapalnya, dan dibawa kembali seperti seorang tawanan. Sangat besar hukuman yang harus ditanggungnya, hingga dia berencana untuk melakukan bunuh diri, hanya karena cintanya yang sangat besar kepada Mary, yang tetap membuatnya bertahan. Setelah menjalani masa hukumannya, dia memulai suatu karir yang begitu keji, hingga teman-temannya mulai meragukan akal sehatnya.

Tinggal bersama beberapa waktu di antara para pedagang budak di Sierra Leone , dia diperlakukan sangat buruk oleh istri majikannya, seorang Portugis berkulit hitam. Belakangan kemudian, dia berkata,”Jika Anda pernah melihat saya begitu dalam mimpi buruk, dan malam hari sendiri mencuci pakaian saya di bebatuan, setelah itu mengenakannya walau masih basah, agar dapat kering di punggung saya ketika saya tidur; jika Anda pernah melihat saya sebagai seseorang yang begitu miskin yang ketika sebuah kapal berlabuh di pulau, malu kadang mendatangi saya hingga saya ingin menyembunyikan muka saya dibalik pepohonan, menghindari tatapan mata orang-orang asing; jika Anda tahu bahwa tingkah laku saya, prinsip hidup saya, dan hati saya masih lebih hitam dari kondisi fisik sayabetapa sangat kecil kemungkinan Anda akan membayangkan bahwa seseorang seperti itu dijaga dengan begitu baik dengan perlindungan dan kebaikan yang luar biasa oleh Allah.”

Kemudian ia menambahkan, ”Satu-satunya keinginan baik yang tersisa hanyalah kembali ke Inggris dan menikahi Mary.”

Setelah dipermalukan dan mengalami penderitaan yang berlanjut, dia berada di atas sebuah kapal yang menuju ke Inggris, menghabiskan beberapa hari yang sepi di laut membaca “Imitation of Christ (Thomas A. Kempis).” Ketika sebuah badai besar mengamuk, dia menganggap dirinya seperti Yunus yang menjadi penyebab dan kutukan atas kehidupannya yang sangat rusak, atas angin yang luar biasa dan gelombang setinggi gunung yang mengancam kapal tersebut untuk karam. Tiba-tiba sebuah badai besar menghantam jiwanya. Dengan kesadaran yang telah dibangkitkan dia menganggap hari tersebut, yaitu 10 Maret 1748, sebagai hari 'ulang tahun' rohaninya.

Katanya, "Saya menangis memohon kepada Tuhan dengan tangisan seperti pekikan yang memuakkan untuk didengar, tetapi tidak ditolak oleh Allah. Dan saya mengingat Yesus yang begitu sering saya acuhkan.”

Tetapi perubahan yang terjadi saat itu, hanyalah sebuah reformasi dari seseorang yang belum percaya. Selama enam tahun berikutnya dia melakukan beberapa perjalanan dengan kapal yang dimilikinya, dengan membawa beberapa barang, bahkan budak-budak di beberapa kesempatan.Hingga ketika dia tiba di Liverpool tahun 1754, barulah dia menjadi orang Kristen yang lahir baru.Tetapi belum juga dia memiliki kesadaran untuk terjun ke dalam suatu pelayanan yang telah dipersiapkan ibunya sejak dahulu. Secara bertahap dia mulai memusatkan segalanya kepada Kristus, dengan harapan bahwa suatu saat dia akan tertebus untuk dipanggil melayani Kristus. Setalah dua kali secara ajaib terselamatkan dari kematian, dan beberapa tahun belajar dan latihan yang sulit, dia diangkat sebagai pejabat kerasulan di Church of England pada bulan 16 Desember 1758. Enam tahun kemudian dia pergi ke Olney, dimana dia diurapi menjadi seorang diaken dan pendeta. Kebersamaannya dengan William Cooper menghasilkan diterbitkannya buku mereka yang berjudul Olney Hymns. Lagu nomor 41, pada buku I, mengandung kisah hidup Newton. Lagu ini adalah lagu yang sudah sering kita dengar, yaitu:

Amazing grace, how sweet the sound,

That saved a wretch like me;

I once was lost but now am found,

Was blind but now I see.

Twas grace that taught my heart to fear,

And grace my fears relieved;

How precious did that grace appear,

The hour I first believe.

Through many dangers, toils and snares,

I have already come;

Tis grace hath brought me safe thus far,

And grace will lead me home.

Perjalanan hidupnya berakhir di tahun 1779, pergi untuk melayani dua gereja di London . Di sana dia mencurahkan semua tenaganya untuk melayani Tuhan dengan setia hingga hayatnya tiba, 21 Desember 1807, di usia 82. Di nisannya tertulis seperti berikut:

“John Newton, Pejabat, seseorang yang dahulunya penentang Kristen dan penganut kebebasan, yang, oleh anugerah yang kaya dari Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, dijaga, dibaharui, diampuni, dan diurapi untuk memberitakan iman yang dahulu sangat berusaha dihancurkan olehnya, hampir 16 tahun di Olney di Bucks, dan 28 tahun di gereja ini.”

Kemudian ditambahkannya,”Dan saya dengan sangat serius mengharapkan bahwa tidak ada monumen lain dan tulisan lain kecuali hal yang dituliskan ini, yang dibuat atas nama saya.”

====================================================================

John Newton menulis lagu Amazing Grace karena sangat bersyukur atas keselamatan yang diberikan Allah bagi seorang sampah seperti dirinya. Namun, aku mungkin merupakan sampah yang lebih busuk dari John Newton dan sangat bersyukur bahwa Ia rela mati demi melepaskanku dari kutuk yang pantas aku terima.

Terpujilah Allah, yang kasihNya sangat besar melebihi semua kasih yang mampu diberikan oleh manusia. Seperti tertulis dalam Yohanes 3:16:

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Minggu, 26 Oktober 2008

Sikap Terhadap Uang

Ditulis berdasarkan kotbah Amos Hosea pada tanggal 19 Okt 2008, di Gereja Duta Injil.

Uang atau kekayaan bagaikan api, dapat menjadi penolong bagi manusia, namun dapat pula mencelakakan manusia. Hidup di dunia ini sangatlah sulit tanpa uang. Namun, bagaimanakah sikap yang benar terhadap uang?

Mari kita lihat apa kata firman Tuhan mengenai sikap seorang yang beribadah kepada Tuhan, terhadap uang dan kekayaan.

I Timotius 6:6-10

- Ayat 6: Memang ibadah itu kalau disertai dengan rasa cukup, memberi keuntungan besar.

Dari ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasa cukup memberi keuntungan besar. Bukankah keuntungan besar berarti kekayaan? Artinya, rasa cukup, memberi kekayaan. Hal ini berbeda dengan hukum dunia ini yang meyakini bahwa kekayaanlah yang dapat memberi rasa puas.

Dalam perbincangan sehari-hari, seringkali dikatakan bahwa manusia tidak pernah merasa puas. Ketika suatu keinginan sudah tercapai, maka keinginan akan hal yang lain muncul. Artinya, keberhasilan, kekayaan, uang tidak mampu memberi rasa puas bagi manusia.

Beberapa ciri dari orang yang tidak memiliki rasa puas adalah: selalu merasa ada yang kurang; menyesali impian yang tidak tertuntaskan; tidak bisa santai; merasa tidak menemukan pasangan yang tepat; tidak henti-hentinya membandingkan diri dengan orang lain; selalu menginginkan hal-hal yang tidak ia miliki; serta selalu bosan dan gelisah.

Sebaliknya menurut firman Tuhan, ketika manusia merasa puas, maka ia menjadi kaya. Mungkin timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan menjadi kaya disini? Menurut pemikiranku, inilah yang dimaksud dengan kaya. Ketika aku puas, aku merasa cukup, ketika aku merasa cukup, aku tidak akan keberatan untuk membagi apa yang aku miliki dengan orang lain. Bukankah orang yang membagi miliknya dengan orang lain adalah orang yang kaya?

Jadi saudara-saudaraku, marilah kita belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan, dan bersukacitalah senantiasa, seperti yang difirmankan pada 1 Tesalonika 5:16-18 "Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

- Ayat 9: Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Orang-orang yang menginginkan kekayaan cenderung jatuh ke dalam dosa, demi mengejar kekayaan tersebut. Lebih baik mencari kekayaan di sorga dari pada di dunia.

- Ayat 10: Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.

Ketika manusia mencintai uang, kekayaan, maka peluang untuk berbuat jahat menjadi besar, karena manusia cenderung melakukan apapun demi yang dicintainya, sekalipun dengan cara yang tidak benar. Salah satu ciri orang yang hidupnya dikuasai oleh uang adalah bila hidupnya dikuasai oleh kekuatiran.

Agar hidup kita tidak dikuasai oleh uang dan kekuatiran lakukanlah Matius 6:33; "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Tuhan menjanjikan bahwa ketika kita mendahulukan untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita. Dalam kata semuanya itu tercakup pula kekayaan.

Terpujilah nama Tuhan yang maha tinggi, yang mampu memberi kepuasan dalam hidupku.



Kejadian 3: Allah Memang Baik

Aku bersyukur bahwa Tuhan memampukan aku untuk membaca firmanNya hari ini. Aku membaca dari Kejadian pasal 3, dan sungguh firman Allah itu memang hidup sehingga dari pasal inipun Tuhan memberikan pengertian-pengertian baru bagiku.

Ada beberapa ayat yang mengusik hatiku dari Kejadian pasal 3:

1. Ayat 1b: Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”

Kalau kita melihat di Kejadian 2: 16-17: Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

Namun, lihat apa yang dikatakan ular (iblis) kepada manusia, “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”. Artinya iblis memutarbalikkan perkataan Allah, dan berusaha menipu manusia. Mungkin saja cara-cara ini masih sering digunakan iblis kepada manusia, untuk membuat manusia percaya bahwa Allah memiliki maksud-maksud yang jahat terhadap manusia. Dengan demikian manusia berbalik dari Allah dan mengikuti iblis.

Jadi apabila ada perkataan-perkataan dari orang lain maupun kadang yang muncul dalam hati kita sendiri yang berusaha membuat kita percaya bahwa Allah tidak adil terhadap kita, dan memiliki maksud-maksud yang jahat terhadap manusia, cepat-cepat ingat-ingat lagi firman Tuhan dengan baik, buka alkitabmu! Tuhan tidak akan bersusah payah menjadikan manusia kalau hanya untuk mencelakakannya.

2. Ayat 6: Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.

Hey, ternyata dari semula, nenek moyang kita, Hawa, memang suka melakukan sesuatu berdasarkan ketertarikan hati (mungkin sama dengan apa yang biasa kita sebut sebagai perasaan). Dan kelihatannya sifat itu masih menurun ke perempuan-perempuan sampai sekarang. Aku jadi ingat suatu kali nonton televisi yang memberitakan seorang artis, Kristen, yang menjalin hubungan bahkan waktu itu akan menikah pada seorang laki-laki yang sudah menjadi suami perempuan lain. Ketika ditanya mengapa artis tersebut melakukan itu, dia menjawab, “Perasaan cinta ini kan dari Tuhan?”. Padahal, dia sedang mengikuti perasaannya sendiri, ketertarikan hati yang akhirnya berujung pada hawa nafsu. So, becarefull girls! Hati-hati dengan perasaanmu.

3. Ayat 12: Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan”.

Membaca ayat 12 ini, aku menjadi sedih. Sejak awal Adam, nenek moyang kita, sudah suka mempersalahkan Tuhan atas dosa yang dia lakukan sendiri. Coba perhatikan “Perempuan yang Kautempatkan..Adam, mempersalahkan Tuhan karena menempatkan perempuan di sisinya, sehingga akhirnya perempuan itu memberi dia makan buah yang dilarang Tuhan. Sadar atau tidak, kitapun sering mempersalahkan Tuhan atas kesalahan kita sendiri. Akupun sering melakukannya…

4. Ayat 10: Fiman-Nya kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.”

Ternyata mengapa laki-laki sering menindas perempuan dan perempuan tetap saja mau dikuasai laki-laki, karena memang itu bagian dari hukuman Tuhan kepada perempuan atas dosanya. Hey perempuan-perempuan, saudara-saudaraku, ingatlah akan firman ini ketika kamu dianiaya oleh laki-laki. Berdoalah kepada Tuhan dan minta ampunlah agar Tuhan sendiri yang melepaskan kita dari kutuk ini.

5. Ayat 21: Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Lagi-lagi, Tuhan begitu baik pada manusia sekalipun kita berdosa dan membangkang padaNya. Coba lihat, Adam dan Hawa sudah melanggar perintah Allah dengan memakan buah yang dilarang. Bukan hanya itu, Adam bahkan mempersalahkan Tuhan atas dosa yang ia lakukan. Sebagai akibat dosa itu maka Adam dan Hawa malu karena menyadari mereka telanjang. Sesudah semuanya itu, Tuhan juga yang menutupi rasa malu yang dihadapi manusia dengan membuatkan pakaian bagi mereka.

Bukankah Allah itu begitu baik? Bahkan ketika kita mengalami kesulitan karena dosa kita sendiri, lihatlah Dia memberi jalan keluar.

Aku sangat bersyukur bahwa Tuhanku tidak hanya mengasihiku ketika aku berbuat apa yang baik di mataNya, namun juga ketika aku berdosa, Dia jugalah yang menjadi penolongku.

Terpujilah Tuhan Allah yang maha baik!

Rencana Tuhan

Pagi ini aku membaca alkitab dari Kejadian pasal 1 & 2.

Ada dua ayat yang menarik bagiku:

1. Kej 1:26: Berfimanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”.

Ada beberapa poin dari ayat di atas yang menarik, pertama bahwa pada mulanya Allah menciptakan manusia dengan gambarannya sendiri. Artinya rupa manusia pada mulanya sama bagusnya dengan Allah, sama mulianya dengan Allah. Di antara begitu banyak ciptaan Allah, hanya manusia yang diciptakan menurut gambarnya Allah.

Poin kedua, manusia diciptakan untuk menguasai seluruh bumi. Ini masih senada dengan poin pertama yang mana Allah menciptakan manusia menurut gambaran Allah sendiri. Salah satu dari gambaran Allah adalah kuasa.

Poin ketiga, Allah tidak sendiri. Allah mengatakan, “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita. Bila ada keraguan mengenai Allah Tritunggal, inilah jawabannya. Sejak awal penciptaan manusia, Alkitab sudah mengindikasikan bahwa Allah memang tidak sendiri.

2. Kej 1:31: Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik.

Ayat 31 di atas menunjukkan bahwa memang dari semula rencana Allah atas penciptaan manusia, dan seluruh bumi adalah sangat baik. Ayat ini juga menggambarkan betapa Allah puas dengan hasil ciptaanNya.

Apa aplikasi yang bisa ditarik dari kedua ayat di atas bagi hidupku, dan semoga bagi hidup setiap orang yang membaca blog? Aplikasi yang dapat aku ambil adalah bahwa:

- Allah tidak pernah merencanakan yang jahat bagi manusia. Mungkin pertanyaan ini pernah mengusik anda, tapi yang pasti pernah mengusik aku, “Mengapa Allah menciptakan manusia apabila manusia akan jatuh juga ke dalam dosa?”. Kedua ayat di atas sudah menjawab bahwa tidak pernah Allah berencana agar manusia jatuh ke dalam dosa. Hawa nafsu manusia sendirilah yang membuat dia jatuh ke dalam dosa.

- Sangat tidak fair bagi Allah yang sangat baik itu untuk selalu dipersalahkan atas setiap kejadian buruk yang menimpa manusia. Padahal, sudah sangat jelas dari kedua ayat di atas bahwa rencana Allah dari semula adalah sangat baik. Manusia, bahkan diciptakan sesuai dengan gambarannya, dan tidak ada yang lebih baik dari itu.

Semoga pengertian yang aku peroleh mengenai ayat-ayat di atas bukan saja berguna untukku, tapi bagi setiap orang yang membaca blog ini.